2 April 2014


Belajar Dari Murid

Judul: Muridku Guru Terbaikku
Penulis: Ninuk Budiarini
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Cetakan: I, 2014
Tebal: 182 halaman
 ISBN: 978-602-02-3080-1

Seorang guru secara umum dianggap sebagai sosok yang mengajar dan mendidik murid-murid. Para murid belajar ilmu dan moral yang disampaikan oleh guru. Namun bukan tidak mungkin jika guru belajar dari muridnya sendiri. Banyak nilai-nilai kehidupan yang secara tidak langsung dapat dipelajari oleh guru dari pengalaman hidup muridnya. Hal tersebutlah yang ingin ditunjukkan oleh penulis melalui buku ini . Semua cerita yang diangkat di buku ini merupakan true story, berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri oleh seorang guru sekaligus penulis buku ini.

Penulis mengkisahkan bahwa terdapat muridnya yang bekerja menjadi tukang parkir dan pengamen. Koin demi koin dikumpulkan anak itu untuk membayar SPP agar dapat ikut ujian semester. Ia berjuang pantang menyerah hingga akhirnya ia mampu mengumpulkan 495.000 untuk melunasi SPP-nya selama setahun. Namun itu pun masih kurang 5.000. Anak itu berjanji untuk berusaha melunasinya (hal 3-4).

Kemudian guru dan mahasiswa calon guru dapat belajar untuk memahami murid lebih dalam. Ketika seorang murid sering tidak masuk sekolah, siapa yang menyangka bahwa ternyata anak tersebut absen karena harus merawat ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Itulah yang terjadi pada salah satu murid yang diceritakan penulis. Ia hanya tinggal berdua bersama ibunya, sedangkan ayahnya pergi dari rumah (hal 13-14). Tentu kondisi-kondisi sulit seperti itu harus dipahami oleh guru. Dari kisah tersebut, penulis juga seperti diingatkan Tuhan untuk tidak angkuh dan menjauh dari ibunya, walau saat kecil ia dididik dengan keras. Bagaimanapun juga tetap harus disyukuri bahwa sang ibu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Hal itu tentu juga menjadi pelajaran bagi semua orang, tidak hanya bagi guru saja.

 Masih banyak lagi cerita seputar pengalaman penulis bersama murid-muridnya dalam buku yang terdiri dari 29 bab ini. Cerita-cerita tersebut kaya akan pesan moral yang relevan untuk semua kalangan. Penyajian cerita menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Cerita juga berdasarkan pengalaman sehari-hari yang sederhana sehingga mudah dicerna ketika dibaca.

Resensi ini dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014

1 komentar:

Warung Blogger