27 May 2015



Judul: #catatankaki
Penulis: Endik Koeswoyo & Sarah Karinda
Penerbit: de Teens (Diva Press)
Tahun terbit: 2013
Tebal: 226 halaman
ISBN: 978-602-255-103-4

Saya menemukan buku ini di toko buku Intermedia terdekat dari rumah saya. Waktu itu memang saya lagi pengen menambah bahan bacaan dan mau nyobain beli buku di Intermedia. Saya menyadari bahwa pilihan buku di Intermedia tidak sebanyak di Gramedia. Maka saya bertekad harus mendapat minimal 1 buku, walaupun buku-buku yang ada disana belum saya ketahui sebelumnya. Ini untuk melatih saya agar tidak terpaku membaca buku yang sudah booming saja. Pasti masih banyak buku yang isinya bagus tapi belum saya ketahui.

Akhirnya dari Intermedia saya membeli dua buku, The Die You Died dan Catatan Kaki. Saya memilih dya buku tersebut setelah melihat sinopsis dan testimoni yang ada di sampul depan dan belakang buku.

Oke untuk postingan ini saya mau mereview buku Catatan Kaki

Buku ini menceritakan kisah kehidupan 2 tokoh utama yaitu Tania Wulandari Soebagjo dan Bumi Setiawan. Tania yang cantik, sukses, dan mapan merupakan senior account manager salah satu perusahaan di Jakarta. Sedangkan Bumi seorang wartawan freelance.

Penyajian cerita buku ini cukup berbeda dari buku-buku yang saya baca sebelumnya. Cerita dimulai dari kisah Bumi, lalu bab selanjutnya kisah tentang Tania begitu terus saling bergantian sampai akhir buku. Kesamaan dari dua tokoh ini adalah mereka memiliki pengalaman putus cinta dan suka traveling. Namun gaya hidup mereka sungguh berbeda. Tania lebih suka traveling ke berbagai negara dan berbelanja barang-barang branded, kalau Bumi lebih memilih traveling untuk liputan berita ke berbagai wilayah di Indonesia dan menjalani hidup yang sederhana.

Dua tokoh yang berbeda kehidupan dan tidak saling kenal ini akhirnya dipertemukan lewat hashtag #catatankaki. Awalnya Bumi mengira tidak ada satupun pengguna Instagram yang menggunakan hashtag itu, hingga akhirnya ia menemukan orang lain yang juga menggunakan hashtag itu yaitu Tania. Maka, Bumi pun penasaran dan membuka profile instagram Tania. Dari situ mulailah Bumi mengenal Tania. Bumi mengirim komentar ke foto Tania yang berada di Dubai. Tania membaca komentar Bumi dan menjadi penasaran dengan sosok Bumi. Tania melihat profil Bumi dan kagum melihat foto tempat-tempat indah di Indonesia.

Dari awalnya twitteran dan komen-komenan di Instagram, Bumi pun iseng meminta pin BBM Tania. Mereka lebih intens berkomunikasi hingga akhirnya Bumi mengajak ketemuan dengan Tania di Monas.
O iya, Tania punya sahabat bernama Riska, ibu beranak dua yang bawel dan kocak banget. Riska suka ngomelin dan ngeledekin Tania yang bisa bikin pembaca cengar-cengir.

Bagian yang seru dari buku ini ketika ada konflik antara Bumi dan Tania saat mereka sudah jadian. Konflik disebabkan oleh Tania yang masih belum 100% move on dari mantannya yang bernama Galang. Ketika galang tiba-tiba komen ke foto Tania di Instagram, Tania bukannya cuek tapi malah menanggapinya sehingga mereka saling komen-komenan. Hal itu dilihat Bumi yang akhirnya kesal dan cemburu. Bumi tidak mau berkomunikasi lagi dengan Tania. Tania pun panik, ia tidak mau kehilangan Bumi. Tania melihat status Bumi yang membuatnya berpikir Bumi ada di danau Rana. Dengan perjuangan menempuh perjalanan yang tidak mudah dilalui, Tania menyusul Bumi. Ternyata Bumi tidak disana tapi ada disalah satu penginapan. Mereka akhirnya bertemu lagi.

Dalam buku ini juga dilengkapi gambar screenshot media sosial yang digunakan dua tokoh utama ini untuk berkomunikasi seperti instagram, BBM, dan twitter, sehingga buku ini lebih asyik dibaca karena dekat dengan kondisi kehidupan kita sehari-hari.

Namun saya merasa cerita yang ditampilkan berat sebelah.. Porsinya cerita Tania terasa lebih banyak dan kehidupannya lebih dinamis sehingga seru saat membacanya. Penjabaran bagaimana rasa penasaran Tania hingga akhirnya suka kepada bumi sangat jelas. Berbeda dengan cerita Bumi. Cerita tentang bumi monoton dan seakan hanya sekedar selingan diantara cerita Tania. Pada awalnya Bumi tidak tertarik terhadap Tania. Namun tiba-tiba dia yang malah suka komen atau ngetweet ke Tania. Bumi meminta pin BB Tania pun dikatakannya hanya iseng. Maka, titik dimana Bumi bisa jadi suka dengan Tania menjadi tidak jelas. Ini membuat karakter Bumi kurang menonjol.

Saya juga sempat bingung di bab 13. Percakapan antara Bumi dan Tania apakah percakapan langsung atau via BBM. Karena diawal tidak ada keterangan mereka sedang BBM-an atau sedang ketemuan. Saya membacanya menjadi kurang nyaman. Pada akhirnya saya simpulkan itu percakapan via BBM.
Lalu untuk fisik buku, ada halaman yang tercetak dua kali yaitu halaman 147-148 dan 157-158. Saya tidak tahu apakah semua cetakan buku ini ada kesalahan cetak seperti itu atau hanya terjadi pada buku yang saya miliki.

0 komentar:

Post a Comment

Warung Blogger